Tempat yang Membekas di Hatiku
---
Tempat yang Membekas di Hatiku
Ada satu tempat yang sampai sekarang masih terasa hangat di dalam ingatan. Bukan tempat besar, bukan tempat wisata, bukan pula lokasi yang orang-orang akan tulis dalam daftar tempat yang harus dikunjungi. Tetapi bagi diriku, tempat itu menjadi bagian dari cerita yang tidak pernah benar-benar hilang.
Tempat itu sederhana. Mungkin hanya sudut kecil yang jika orang lain lewat, mereka tidak akan menoleh. Namun bagiku, sudut itu adalah tempat aku belajar diam, berpikir, dan merasakan dunia berjalan pelan.
Di sana aku pernah duduk cukup lama, berulang kali. Sendirian, ditemani angin yang tidak pernah terburu-buru. Aku pernah datang dengan hati ringan, dan pernah pula duduk di sana sambil menenangkan hati yang sedang berat. Semuanya terasa aman.
Tempat itu mengajarkan satu hal penting:
Bahwa keheningan juga bisa menjadi teman.
Kita sering berlari tanpa henti. Mengejar sesuatu, mencari jawaban, berharap semuanya bisa cepat selesai. Tapi ada kalanya, yang kita butuhkan hanyalah berhenti sebentar. Menarik napas. Mendengar suara diri sendiri.
Aku tidak tahu kapan terakhir kali aku pergi ke tempat itu. Waktu berjalan, hidup berubah, dan langkah membawaku ke arah lain. Tetapi setiap kali aku merasa lelah, aku masih mengingatnya. Bukan untuk kembali secara fisik, tetapi untuk mengingat perasaan tenangnya.
Mungkin setiap orang memiliki tempat seperti itu:
Sebuah bangku tua di halaman rumah
Sebuah jalan kecil yang sepi ketika sore tiba
Sudut kamar yang hanya diisi cahaya lampu redup
Atau mungkin seseorang yang dulu pernah membuat kita merasa pulang
Tempat tidak hanya soal lokasi.
Tempat adalah rasa yang tinggal setelah kita pergi.
Jika hari ini terasa berat, mungkin kita perlu mencari atau menciptakan tempat itu lagi. Tempat untuk menaruh kepala, menaruh napas, menaruh diri.
Dan jika suatu saat aku bisa kembali ke tempat itu, mungkin aku akan duduk sebentar saja. Tidak untuk mengulang apa pun. Hanya untuk mengingat bahwa aku pernah baik-baik saja, dan aku bisa kembali menjadi baik-baik saja.
> Ada tempat yang tidak pernah benar-benar pergi. Ia tinggal di dalam diri, bersama kita yang terus berjalan.
---
Comments
Post a Comment